Wednesday, October 6, 2010

Gubernur: Jangan Cederai Pahlawan Maluku


AMBON, KOMPAS.com - Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, mendukung keputusan  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunda kunjungannya ke Belanda.
Harus diingat Maluku merupakan satu dari delapan provinsi yang mendirikan negara ini.
-- Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu
"Pemerintah Provinsi Maluku mendukung penundaan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Negeri Belanda," Kata Gubernur Ralahalu usai bertemu Dirjen Kerjasama Asean, Djauhari Oratmangun, di Ambon, Rabu (6/10/2001) malam.
Ralahalu mengatakan, keputusan Presiden sudah tepat karena menyangkut harga diri dan kehormatan bangsa.
Menurut Gubernur, rencana penangkapan Presiden atas tuntutan sekelompok dari gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) telah mencederai hubungan bilateral Indonesia-Belanda.
"Seharusnya, hubungan yang telah membaik itu tidak dinodai oleh kepentingan sekelompok orang, karena berdampak bagi ketidakharmonisnya hubungan antara kedua negara," katanya
Gubernur mengakui, tindakan kelompok RMS di Belanda tersebut, tidak berdampak pada situasi kondusif di Maluku.
"Terbukti kegiatan bertaraf internasional yakni Ambon Jazz Plus Festival (AJPF) 2010 dan Workshop Asean Baru yang dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat akan berlangsung di Ambon, 8-10 Oktober," katanya.
Gubernur juga mengimbau kepada masyarakat Maluku untuk tidak terprovokasi dengan ulah sekelompok orang tersebut. "Mari kita jaga stabilitas keamanan yang semakin kondusif, jangan mencederai jerih juang para pahlawan asal Maluku," katanya.
Ralahalu juga menegaskan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan harga mati bagi rakyat Maluku, karena berdirinya NKRI merupakan hasil perjuangan putra putri terbaik Indonesia termasuk dari Maluku.
"Harus diingat Maluku merupakan satu dari delapan provinsi yang mendirikan negara ini," kata Ralahalu.

No comments:

Post a Comment