Thursday, October 7, 2010

Jenis - Jenis "Batuk" dan pencegahan


Batuk

Menurut data statistik dari fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, penyakit batuk dan turunannya masih menempati 10 besar kesakitan dan kematian di Indonesia. Hal ini akibat tidak sadarnya masyarakat terhadap bahaya batuk kronis. penyakit batuk dan saluran nafas bagian atas akut ternyata menempati jumlah kunjungan rumah sakit yang paling tinggi dan menelan korban jiwa sebanyak 12.487 jiwa atau 11,2 persen dari total kematian pasien di rumah sakit beberapa tahun yang lalu.

Penyebab Batuk

Batuk adalah aktivitas tubuh manusia ketika di bagian tenggorokan mengalami ’suatu masalah’. Sebenarnya batuk itu adalah usaha tubuh manusia untuk menyelesaikan masalah yang ada di tenggorokan. Masalah itu umumnya disebabkan oleh ‘benda asing’ dari luar tubuh manusia masuk ke dalam mulut dan singgah di tenggorokan yang menyebabkan terjadinya ‘gangguan’ di tenggorokan.

Sudah diprogramkan oleh Sang Pencipta bahwa dahak manusia diproduksi tubuh untuk mengantisipasi ‘benda-benda asing’ yang masuk dan menempel di tenggorokan, dan melalui batuk dahak yang berisi benda asing itu dikeluarkan dari mulut. (red: karena itu selalu usahakan untuk mengeluarkan dahak dan jangan menelannya).

Adapun dahak yang diproduksi di tenggorokan memiliki kandungan zat kimia yang bervariasi tergantung iklim, genetik dan kondisi sistem pertahanan tubuh. Umumnya berupa larutan kental yang mengandung gel yang merupakan larutan glicoprotein, imunoglobin, lipid, dll. Warna dahak mengindikasikan parahnya gejala penyakit batuk:
1. Dahak yang sehat warnanya bening atau putih
2. Dahak berwarna kuning pertanda gejala demam batuk pilek biasa
3. Dahak berwarna hijau pertanda adanya indikasi pneumonia
4. Dahak berwarna coklat pertanda perokok berat dan pebatuk berat ()
5. Dahak bercampur darah pertanda TBC

Batuk yang positif

Pada hidung, tenggorokan dan organ tubuh manusia terdapat reseptor yang disebut mucus yang berfungsi menangkap zat-zat asing yang menginfeksi tubuh manusia. Reseptor ini diproduksi oleh sel-sel goblet (sedang ada project penelitian microbiology mengenai sel ini). Mucus memproduksi zat mucin dan beberapa zat yang mengandung garam. Salah satu jenis mucus adalah dahak (phlegm).

Jadi, ketika ada zat asing yang bisa muncul dari asap, bau yang tajam, debu, serbuk, kotoran yang terbawa angin, dll masuk ke hidung, mucus bekerja layaknya sebagai satpam dengan membuat perangkap berupa mucin untuk menangkap zat asing tadi. Perangkap tadi berfungsi ganda selain untuk menangkap musuh, juga untuk menjaga supaya lapisan di hidung tetap basah. Kalau kotorannya lolos sampai ke tengggorokan, dia ditahan dengan produksi dahak. Karena dahak berupa lendir yang menghambat nafas, maka batuklah kita buat mengeluarkan dahak tersebut sekaligus musuh tadi.

Batuk yang negatif.

Pada saat ‘benda-benda asing yang membawa virus’ itu masuk ke mulut dan singgah di tenggorokan maka virus itu mulai melakukan aktivitasnya dan berkembang biak, sebenarnya ketika daya tahan tubuh kita baik virus itu dapat langsung dibasmi tetapi seringkali antibodi yang ada di dalam tubuh kita tidak cukup kuat untuk melawan virus-virus tersebut akibatnya tubuh kita meriang, demam, kemudian disusul flu, pilek, dan batuk.

Dalam gejala batuk, jelasnya, ada 200-an virus yang menjadi penyebab. Jadi ketika kita batuk, kita harus berusaha untuk mencari tahu apakah batuk tersebut disebabkan oleh virus atau tidak. Jika disebabkan oleh virus, kita tidak dapat mendeteksi virus apa yang menyebabkannya dari sekian ratus virus batuk, maka yang perlu kita lakukan adalah : 1. berupaya untuk meningkatkan daya kekebalan tubuh (antibodi) kita dan 2. menemukan obat yang paling tepat untuk kasus batuk yang dialami anak kita.

Pada awalnya gejala batuk sama, tetapi jika batuk berkepanjangan dan mengeluarkan dahak kuning atau hijau sebaiknya segera diperiksa ke dokter

Batuk, merupakan gejala yang dialami cukup sering. Pada anak, batuk dapat terjadi 4 hingga 8 kali tiap tahunnya. Jumlah itu menurun ketika dewasa, menjadi 2 – 4 kali tiap tahun. Jika sudah terkena, batuk akan mengambil waktu 3 hingga 100 hari. “Jika terus berlanjut berarti sudah masuk ke batuk kronis. Bisa menyebabkan kematian

Obat apa yang cocok untuk batuk?

Sebelum memutuskan untuk mengonsumsi obat, kita harus tahu dulu apa penyebab batuk-pilek yang diderita. Batuk-pilek bisa disebabkan alergi atau virus. Kalau penyebab batuk-pilek adalah karena alergi, tindakan yang paling tepat adalah menghindari faktor pemicu alergi. Sedangkan batuk-pilek yang disebabkan oleh virus jenis self-limiting disease dapat sembuh sendiri, asal daya tahan kita kuat. Oleh karena itu, yang paling baik adalah menjaga daya tahan tubuh agar tetap kuat. Caranya, dengan memiliki pola makan yang baik, dan rajin olahraga.

Namun jika kita masih perlu obat, sangat disarankan untuk mengetahui lebih dulu kandungan obat, lalu disesuaikan dengan keluhan. Sebagai informasi, umumnya obat pilek dibuat dalam bentuk kombinasi antara analgetik (antipiretik), antihistamin (anti alergi), dan adrenergik. Analgetik untuk meredakan demam atau nyeri yang biasanya menyertai pilek. Antihistamin untuk mengatasi reaksi alergi, yang salah satu tandanya adalah pilek. Adrenergik untuk mengurangi sekresi cairan di hidung yang tersumbat.

Sedangkan untuk batuk, obatnya ada dua jenis, yaitu ekspektoran atau antitusif. Ekspektoran untuk mengencerkan dan mengeluarkan dahak. Antitusif untuk meredakan batuk. Sekali lagi, sesuaikan obat dengan jenis keluhan yang dialami.

Anjuran

* Bacalah kemasan obat dengan teliti. Tiap kemasan mencantumkan kandungan obat, dosis, dan efek samping.

* Minumlah obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan, terutama untuk anak-anak. Dosis yang berlebih dapat menyebabkan keracunan.

* Jangan mengatasi batuk-pilek yang disebabkan oleh alergi dengan obat jenis kombinasi. Obati dengan obat khusus alergi (antihistamin).

BERANEKA obat batuk beredar di pasaran. Masyarakat pun memiliki banyak pilihan untuk mengobati batuk yang dianggap mengganggu aktivitas. Semakin banyak merek dan jenis obat batuk, namun tak sedikit yang kemudian asal pilih.

Tidak jarang masyarakat mengonsumsi obat batuk yang tidak sesuai dengan jenis batuk yang diderita. ”Mungkin mereka tahunya obat batuk jenis apa saja bisa dikonsumsi untuk mengurangi batuk

Yang banyak beredar obat untuk mengobati batuk berdahak dan batuk kering. Obat untuk batuk kering biasanya bekerja untuk menekan rangsangan batuk atau disebut juga antitusif. Obat batuk yang digunakan untuk mengobati batuk berdahak justru berfungsi merangsang batuk untuk mengeluarkan dahak. Obat batuk jenis itu disebut juga ekspektoran. Ada juga obat batuk jenis mukolitik. Kerjanya mengencerkan dahak sehingga mudah dikeluarkan.

Karena itu, penderita seharusnya meminum obat mengikuti jenis batuk yang diderita. Penggunaan obat yang tidak sesuai bisa menimbulkan efek samping. Misalnya, jenis batuk berdahak, tapi minum obat jenis antitusif. Akibatnya, dahak yang seharusnya dikeluarkan akan menumpuk di paru-paru. ”Penumpukan dahak tersebut bisa menimbulkan sesak napas,”.

Sebaliknya, penderita batuk kering diberikan obat jenis ekspektoran. Bukannya reda, batuk terasa semakin parah. ”Sebab, ekspektoran berfungsi merangsang batuk untuk mengeluarkan riak, sedangkan riak yang akan dikeluarkan tidak ada. Efeknya, batuk semakin hebat,”

Beberapa contoh obat-obat farmas pada saat kita batuk:

Imudator : ini adalah vitamin untuk manaikkan sistem kekebalan tubuh.
Sanmol : yang berisi parasetamol + analgesic.
Coroflox 500 : ini adalah antibiotik generasi ke III
Extropect Ambroxol HCL 15 mg : ini adalah obat batuk dengan expectorant.


Pencegahan:

Tiap orang, bisa menghindar dari gejala batuk dan flu. Mencuci tangan, menghindari penderita batuk, dan meningkatkan daya tahan tubuh merupakan cara ampuh menghindar dari batuk. “Bahkan untuk batuk yang paling ringan sekalipun

cara mencegah terkena infeksi virus atau bakteri, terutama ketika pergantian musim, atau terkena flu yaitu dengan mencuci tangan dan mencuci tenggorokan . Mencuci tenggorokan maksudnya memasukkan air ke mulut kemudian mendongakkan kepala, sehingga air sampai ke tenggorokan, lalu mengeluarkan bunyi `goro-goro` di tenggorokan, air tidak ditelan tetapi segera dimuntahkan.

Biasanya kita dianjurkan untuk minum vitamin C, makan buah dan sayur, minum air putih yang banyak.


sumber http://phileaministry.org/?p=574

No comments:

Post a Comment